KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

LAWATARI Yogyakarta

Mengawali tahun 2024. Paradance Platform bersama Mila Art Dance (MAD) Lab dan Studio Banjarmili menjadi kolaborator Lawatari Yogyakarta yang diinisiasi oleh Indonesian Dance Festival (IDF). Lawatari sendiri merupakan salah satu cara IDF untuk terhubung dengan pegiat seni pertunjukan di luar Jakarta melalui medium pementasan karya. 

Lawatari YK KV Main Poster | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Dalam helat Lawatari Yogyakarta ini, salah satu fokus program kami adalah lab. Kami memilih 4 koreografer muda yang kemudian dimulai dari November 2023 hingga Januari 2024 mengikuti serangkaian pertemuan untuk mengembangkan gagasan karyanya untuk dipresentasikan pada tanggal 20-21 Januari 2024. Mereka adalah Sri Cicik Handayani, Putu Arista Dewi, Megatruh Banyu Mili, dan Valentina Ambarwati. Karya-karya yang dikerjakan, kami minta bukan karya baru, melainkan yang sudah berproses. Program presentasi karya ini ditutup dengan karya koreografer undangan, Siti Alisa, alumni Kampana IDF 2018.

Lawatari YK Bincang Tari | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Di luar pertunjukan ada beberapa side program yang menjadi bagian penting dari Lawatari Yogyakarta. Bincang Tari dengan tajuk Strategi Berkesenian yang Berkelanjutan, menjadi pra acara yang digagas atas dasar kebutuhan memulai obrolan dengan teman-teman seniman dan praktisi yang bergerak di dunia seni tari tentang bagaimana praktik yang memungkinkan nafas panjang di dalam seni tari. Perbincangan ini tidak semata-mata membicarakan soal keberlanjutan secara finansial semata namun melalui perbincangan dengan Siti Alisa yang berpraktik sebagai koreografer dan penari, kami menjadi paham bahwa keberlanjutan tubuh juga menjadi penting. Sebagai medium utama tari, bagaimana kesadaran perawatan terhadap tubuh sendiri dan tubuh orang yang bekerja bersama dengan kita menjadi penting. Misalnya, sebagai koreografer sadar bagaimana cara mentransfer gerak yang minim cidera, kemudian hingga bagaimana jaminan kesehatan bagi penari yang tubuhnya rentan terhadap cidera ketika bekerja. Ini disambut dengan apa yang dipaparkan oleh Scholastica W. Pribadi yang menceritakan bagaimana sejak beberapa tahun terakhir penari yang bekerja di bawah naungan Loka Art Studio akan ditanggung pembayaran BPJS Kesehatannya selama periode kerjanya. Lalu perempuan yang biasa disapa dengan nama Tika ini juga menjelaskan bagaimana Loka Art Studio bergerak antara yang idealis dan bisnis. Ini juga diamini oleh Mila Rosinta, founder MAD, ia mendirikan MAD Lab untuk mewadahi program yang ideal secara gagasan dan MAD Studio sebagai lini bisnis yang dapat menopang kehidupan sehari-hari orang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus subsidi silang untuk mewujudkan gagasan di MAD Lab. 

Lawatari YK Lokakarya 1 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024 Lawatari YK Masterclass | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Sebelum pertunjukan berlangsung, di tanggal 20 dan 21 Januari 2024, pagi dan siang hari ada dua side program lain yang juga dilangsungkan yaitu Lokakarya Seni Tata Kelola: Merakit Ruang untuk Tumbuh Bersama dengan fasilitator Linda Mayasari (In-house Kurator IDF) dan Maria Renata Rosari (Manajer Program IDF), juga Masterclass Metode Latihan Martinus Miroto dengan pengampu Agung Gunawan dan Anter Asmorotedjo yang keduanya adalah murid sekaligus penari dari Alm. Martinus Miroto.

Selengkapnya tentang program ini dapat dibaca melalui: https://indonesiandancefestival.id/id/suara-hati-praktisi-tari-yogyakarta/     

 

RESIDENSI: Seeking W

3 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Sejak 2022 Paradance Platform membuka program residensi bagi seniman atau pelaku seni yang kami rasa praktiknya dapat terhubung atau terbangun bersama ruang Paradance Platform sendiri beserta jejaring lokalnya di wilayah Yogyakarta. Residensi ini tidak terbuka, namun dapat berdasarkan proposal yang masuk dari teman dan jejaring yang sudah terhubung sebelumnya atau justru Paradance Platform yang menawarkan. Untuk saat ini kami bangun program residensi ini demikian karena kami ingin residensi yang berlangsung dapat bertumbuh bersama dengan konteks yang ada di sekitar Paradance Platform. Di awal 2024 ini, sejak Januari hingga Februari, kami menghubungkan Biloura Collective dengan anggotanya Silvia Ribero dan Angie Rottensteiner dengan tiga seniman lokal, Ela Mutiara, Putu Arista Dewi, dan Lestari. Residensi yang bertajuk Seeking W ini fokus pada dialog organik antara kelima seniman untuk berbagi pengalaman ketubuhannya sebagai perempuan dalam lima konteks yang berbeda. 

240224 Paradancer X Biloura 48 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Residensi ini sempat diulas dalam sebuah essay oleh Reene Sariwulan yang dapat dibaca pada tautan berikut: https://gelaran.id/seeking-w-jalan-bersama-untuk-menyatakan-ada/ 

 

DANCELOG

dancelog 1 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024Dancelog merupakan program podcast Paradance Platform yang disiarkan melalui kanal youtube PARADANCE FESTIVAL. Melalui podcast ini, harapannya dapat menjadi ruang dialog mengenai dinamika kekaryaan, pengalaman personal juga profesional dan berbagai sisi dunia tari dan koreografi secara mendetail. Harapannya, ruang ini dapat pula menambah jalur persebaran informasi, gagasan dan nilai-nilai dari tamu-tamu yang diundang.

Silahkan mengakses DANCELOG melalui tautan berikut: https://www.youtube.com/playlist?list=PLh-cCEMF74vjA7D_emgxK16I2wKPKA9fR 

 

PARADANCE #33 dan #34

2 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024paradance 34 1 | KILAS BALIK: PARADANCE PLATFORM 2024

Paradance Festival Mini Seni Gerak dan Tari adalah ruang presentasi bagi seniman tari yang tengah berproses dengan karya baru mulai atau sudah berjalan. Program ini sudah berjalan sejak 2014, dan digelar 3 sampai 4 kali setahun. Namun di tahun 2024 ini kami hanya mengadakan 2 kali karena tim Paradance Platform mengambil jeda sejenak untuk merefleksikan kinerja ruang ini. Peserta untuk Paradance Festival Mini Seni Gerak dan Tari terbuka bagi semua kalangan “muda” baik dari segi usia, karir koreografinya, maupun koreografer yg sudah hiatus beberapa waktu dan ingin mulai kembali berkarya, baik dari D. I. Yogyakarta maupun kota-kota lain di Indonesia. Program  ini diharapkan dapat menjadi ruang aman bagi para koreografer muda untuk mencobakan karyanya bertemu dengan publik dan berdialog kemudian. Harapannya, dari sini koreografer dapat memperoleh teman dan jejaring, wawasan, dan motivasi untuk melanjutkan proses berkaryanya. 

 

Baca juga...

Artikel Populer